Saturday, November 27, 2010

Doa dan Ikhtiar, jangan sampai putus…


Doa dan Ikhtiar, jangan sampai putus…


Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS 2: 186)
Lama saya browsing artikel tentang doa, tiba-tiba menemukan satu quote yang menarik tentang doa.
“Jika masih banyak orang yang lebih dekat dengan Allah, lebih giat beribadah, lebih ikhlas dalam berdo’a, lebih bersungguh-sungguh memperbaiki diri, pantaskah kita mendapat prioritas Allah atas permohonan-permohonan kita?”
Dari situ, benak saya melayang, membayangkan bahwa sosok Nabi pun harus bersabar dengan doa yang mereka panjatkan kepada Allah. Mereka tetap diwajibkan berusaha, sedangkan hasilnya diserahkan pada Allah. Nabi Nuh yang berdakwah tak kurang dari sembilan ratus tahun, tapi hanya memiliki segelintir pengikut. Nabi Ibrahim yang digelari Khalilullah (Kekasih Allah), pun harus menunggu ribuan tahun sebelum doanya agar memiliki keturunan yang baik dan tempat tinggal yang diberkahi dikabulkan oleh Allah. Nabi Zakaria juga harus menanti puluhan tahun sebelum diberikan keturunan.
Kalau sosok sesholeh mereka saja tak serta merta dikabulkan, lalu bagaimana dengan kita?
Sesungguhnya Allah hendak memberikan pelajaran, bahwa Allah jauh lebih mengerti dengan segalanya dibandingkan hamba-hamba-Nya.  Kita boleh saja memohon, tapi Allah jelas lebih tahu, apakah kita memang sudah benar-benar siap menerima pemberian Allah (baca juga “Siapkan Landasanmu“). Atau mungkin saja memang belum saatnya kita menerimanya, karena Allah sudah tahu waktu yang paling tepat untuk pengabulan doa itu. Atau, memang kita belum pantas menerimanya. Ibarat murid, kita lancang meminta rapot rangking satu sementara nilai kita masih banyak merahnya. Sholat kita masih bolong, tidak khusyu’, terburu-buru, tidak senang berjamaah, tidak menambah dengan sholat sunnah, dll.
Kalau Rasulullah saw saja tetap sholat tahajjud sampai-sampai kaki beliau bengkak, dikarenakan rasa syukurnya, mengapa kita justru tak pernah bersyukur dan malah lebih banyak meminta ketimbang mengucap rasa terima kasih?
sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya… (QS Al ‘Aadiyaat: 6-7)
Ah, picik sekali kita sebagai manusia. Merasa sudah pantas dikabulkan doanya, padahal ikhtiar saja belum ada. Merasa sudah pantas membeli barang, padahal uang saja belum punya. Merasa sudah pantas digaji, padahal bekerja saja tak pernah.
Begitu banyak nikmat Allah yang dititipkan pada kita, tapi kita mengingkarinya. Kita diberikan udara gratis, tapi kita rusak sendiri bumi ini sehingga udara untuk kita bernafas makin tipis. Kita diberikan air gratis, tapi kita rusak keseimbangan sehingga air bukan lagi nikmat tetapi malah mendatangkan laknat bagi jutaan orang di dunia.
Oleh karena itu, boleh saja kita mengaku sudah berdoa, sudah sholat, sudah puasa, tapi mana ikhtiar kita sebagai seorang khalifah di bumi? Dan kalau demikian, dari mana kita merasa sudah pantas doa kita dikabulkan?
…. atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan, dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)… (QS An Naml: 62)
Maka, jangan salahkan alam ini kalau kita banyak tertimpa musibah yang datang silih ganti tanpa henti..
(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri , dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS Al Anfaal: 53)
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS Al A’raaf: 96)
Karena itu, mari imbangi doa dengan ikhtiar..
(siapa lagi kalau bukan diri sendiri yang bisa mengubah nasib pribadi?? syukran katsir untuk taushiyahnya.. ^_^)

No comments:

Post a Comment